Kamis, 22 Oktober 2009

DO MORE TALK LESS or DO LESS TALK MORE

~ Titien ~

Di saat bangsa ini tengah melangsungkan akad kenegaraan sumpah jabatan pasangan President - Wakil President Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono pada tanggal 20 Oktober 2009. Disaat peristiwa ini disaksikan oleh media warta nasional dan internasional. Disaat sebagian besar prosentase anak bangsa sedang hikmah meyaksikan dan berinterasi dengan Tuhan mohon dibukakan pintu berkah-NYA untuk "Indonesia Lebih Baik" pada lima tahun ke depan.

Di luar koridor upacara, sekumpulan orang-orang yang tak berikhtiar dengan suaranya di saat negeri ini membutuhkan suara mereka dalam pemilihan umum terdahulu, tertangkap kamera sikap yang begitu 'sumengkar'. Begitu lantang, lancar, dan derasnya kata-kata meluncur dari suara mereka seolah meminta dunia supaya melihat, mendengarkan dan memberikan pengakuan pada 'ketidaksukaan' mereka.

Sebagai orang awam, saya hanya bisa beristigfar memohon ampun atas sikap mereka. Tidak terbesit sedikitpun untuk menghakimi, itu hak mereka, mereka punya hak berbicara apapun selantang, selancar, sesumengkar apapun, sejauh itu tidak memicu suatu perbuatan dan kondisi yang sifatnya mengarah pada aksi aroganisme. Tetapi bilamana hal itu terjadi ?

Perkataan adalah cerminan pribadi. Maka kata-kata yang terungkap baik dengan atau tanpa suara, akan menggambarkan kondisi manusianya. Bilamana yang disampaikan seseorang hanya melulu tentang hal-hal negatif tanpa memberikan suatu pandangan positif atau perbaikan dari sesuatu yang dianggapnya buruk, maka tercerminlah kondisi yang sesungguhnya dari manusia itu sendiri.

Sang Khaliq, Maha Mengetahui apa-apa yang tersembunyi atau yang sengaja disembunyikan manusia. Dia tidak suka manusia yang suka berlebih-lebihan, dan itu sifat manusia, kecuali yang beriman kepada-NYA.

DIA ciptakan dua telinga dua mata dan satu mulut, agar supaya manusia lebih banyak mendengar dan melihat daripada berbicara yang tidak bermanfaat.
Dua tangan yang diberikan agar manusia lebih banyak berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi kehidupan, tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah. Manusia yang bekerja lebih mulia daripada hanya sekedar bicara.
Dua kaki diberikan-NYA agar manusia lebih gigih dalam berjihat untuk sebuah perbaikan yang bermanfaat. Kaki yang melangkah dalam rangka menunjang kegiatan bermanfaat indra lainnya, jauh lebih mulia daripada kaki yang difungsikan untuk perbuatan-perbuatan yang menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan.

ALLAH adalah sebaik-baiknya hakim dan alamlah yang mendapat mandat menentukan mana yang lebih baik ; BERBUAT LEBIH BANYAK dari sekedar BICARA atau BANYAK BICARA tapi TAK BERBUAT APA APA.



Kamis, 30 Juli 2009

CINTA KARENA ALLAH

Alhamdulillah memasuki fajar jumat, aku berdoa khusus untuk orang-orang yang sedang mengalami kesusahan, siapa saja tanpa batas. Sodaqoh doa, semoga Allah SWT berkenan mengabulkan doa ku......amin.

Kala kaki menapaki kantor, ada satu pemandangan yang kurang sedap. Seorang sahabat menyambut salam ku dengan senyum yang kurang jangkep (lengkap) 100%, matanya sembab, ehm... habis nangis kayaknya semalam.

Gadis manis yang biasa ceria itu kini lebih sedikit diam tapi jemarinya tak mampu berhenti menari di atas tuts keybord, bercerita melalu faceebook, bahwa dia tengah mengalami satu perasaan yang goyah. Apa pasal ?

CINTA, orang yang diharapkannya dapat menjadi labuhan hati untuk dicintai dan mencintainya kini tengah mengembangkan layar dan berlabuh ke lain hati...... jadilah si manis ini dipermainkan gelombang hati yang tak menentu arah anginnya.

Cinta adalah anugerah Allah yang penuh kasih. Cinta membuat dunia menjadi indah, penuh cerita, aman dan damai. Cinta dianugerahkan Allah memiliki sifat yang luas tak terbatas, dia mampu melewati gunung yang tinggi, menyeberangi samudera yang luas, dan menembus waktu terus dari generasi ke generasi.
*Keluarga yang penuh kasih dan cinta akan melahirkan generasi yang santun dan penyayang.
*Guru yang berdedikasi dengan kasih dan cinta akan meluluskan siswa terpelajar dan
berahlak mulia.
*Pejuang yang berperang dengan kasih dan cinta akan meraih kemenangan yang penuh makna.
*Negara yang memiliki rakyat yang penuh kasih dan cinta akan berprestasi di kancah dunia.
*Umat yang bersyukur dengan kasih dan cinta tak akan mengenal derita kecuali anugerah.

Semua daftar ini dapat dicapai dengan satu kondisi KARENA ALLAH!

Apapun yang akan dilakukan mulailah dengan niat, doa dan berjalan karena Allah, maka keberhasilanpun akan mengikuti. Namun apabila dalam perjalanan mendapatkan rintangan, sesungguhnya itu bukanlah 'halangan' tetapi lebih dari sebuah 'ketunjuk' dari ALLAH agar manusia bersegera melakukan mawas diri dan evaluasi dengan apa yang sedang dia munajatkan.

Sungguh sebenarnya menangislah kita tanda bersyukur atas 'petunjuk' ALLAH, jauhkan menangisi suatu perbedaan ; agama, suku, pendidikan, latar belakang sosial dan budaya. Hanya sebuah kesia-siaan menyesali peristiwa yang tidak dilandasi atas niat KARENA ALLAH.
Mencintai dan dicintai semata KARENA ALLAH, akan menjadikan keluarga Sakinah, Mawadah wa Rahma.
Mudah-mudahan gadis manis segera bangkit dari 'keterpurukan' nya untuk kembali menatap cahaya ILLAHI.....amin.


Titien 'Khadijah'

*Untuk para korban peperangan dan orang-orang yang sedang dalam kesusahan, terhimpit,
tertindas, kelaparan, kesakitan, terlilit hutang ...... semoga ALLAH SWT merahmati dengan
hidayah-NYA.......amin.

Rabu, 29 Juli 2009

KELEBIHAN 'NEGATIVE THINGKER'

Seorang teman di face book mengeluh tentang kesebalannya dengan orang-orang yang selalu memandang negatif terhadap sesuatu atau seseorang.
Waktu itu aku menjawab "yah mungkin hanya itu kelebihan mereka".

Dalam perjalanan pulang, di dalam bis kota, memori ku mengusik kembali komentar yang ku tulis buat teman tadi. Apa betul para 'negative thinker' tidak punya kelebihan ? atau justru negative thingking itu adalah sebuah energy yang punya kelebihan ?
Lalu apalah untungnya sebuah 'kesebalan' dari menerima pernyataan-pernyataan negatif dari para negative thingker ?
Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Lepas dari apa yang dibicarakan, sebenarnya, aku melihat ada sebuah fungsi dari kehadiran para negative thingker itu, yakin, karena apapun kejadian keberadaan sesuatu di dunia ini hayalah atas kehendak Allah. Pastilah ada satu pembelajaran yang ditunjukkan-NYA kepada manusia.
Tinggal bagaimana sikap kita dalam mentransformasikan anugerah ini ke dalam kehidupan.

Ada petuah Jawa yang sering ku dengar dari General Manager ku ; "Bila satu telunjuk jari mu menuding orang lain maka ada empat jari yang menuding mu".
Dan aku pun tidak pernah berusaha untuk beragumentasi mengenai hal ini, karena, aku sendiri menyakini bahwa "segala perkataan dan perbuatan kita adalah hutang dan suatu ketika itu semua akan ditagihkan kembali kepada diri sendiri, baik maupun buruk".

Ada lagi ; "kalimat mu adalah kebodohan mu". Semakin banyak kita menceritakan keburukan dan kekurangan orang lain itu berarti kita sedang membuka dan memperlihatkan betapa besarnya kebodohan kita. Sebaliknya semakin kecil skala pembicaraan kita mengenai kejelekan orang lain maka kecil kemungkinannya kita termasuk golongan orang yang bodoh.

Lantas bagaimana dengan orang yang Kritis ?
Kritisi bukan golongan orang yang bodoh, karena, seorang yang memiliki kemampuan kritis akan berbicara berdasarkan data yang akurasi nya telah diuji dan yang lebih penting orang-orang yang termasuk dalam golongan kritisi, mereka memberi solusi. Normanya, menyanggah boleh asalkan disertai solusi.

Kembali kepada 'negative thingker'. Kalau kita menyadari bahwa kehadiran mereka sebenarnya memberikan kelebihan yang sangat positive terhadap ukuran 'fungsi atau makna' dari kehadiran kita dalam kehidupan. Seberapa besar seseorang dihargai bukan dilihat dari kwantitas kegiatan yang diikuti tetapi dari kwalitas cara seseorang mengisi hidupnya.

Jadi, bukannya mereka tidak punya makna, justru tugas yang dimiliki para negative thingker adalah sebagai pembanding bagi orang-orang yang berahlak. Pembeda bagi orang-orang yang bersyukur dan berpikir.

Sekarang, apa masih pantas kita membuang energy sedemikian besar untuk merasa sebal, marah, jengkel, dan sebagainya....dan sebagainya.... melihat polah mereka ..... mendengar kata-kata kotor, kasar, bahkan menyesatkan dari mereka................

Hidup adalah pilihan, tinggal bagaimana kita memilih dan memaknai kehidupan yang dianugerahkan kepada kita. Kalau kita tahu jalan menuju Tuhan adalah jalan yang lurus kenapa kita harus mencari-cari jalan berbelok-belok yang kemudian pada akhirnya toh jalan lurus juga yang harus ditempuh.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diberi petunjuk........amien.


*Untuk para korban peperangan, orang-orang yang sedang tertindas, terhimpit, kelaparan, kesakitan, terlilit hutang........semoga Allah SWT senantiasa merahmati dengan hidayah-NYA .....amien.

Selasa, 28 Juli 2009

KETIKA TERIMA KASIH TAK LAGI DIMINATI

Masih memperingati hari anak Indonesia, Khazanah milik Trans TV edisi hari ini, menanyangkan potret anak2 Indonesia. Mengangkat topik anak vs orang tua, dengan segala perilaku tak terpuji dari dan oleh keduannya. Hingga di penghujung acara, terselip satu kata dalam hati "Astagfirullah".

Terasa ada sesuatu yang hilang, di sini, di mana budi pekerja 'Terima Kasih' sudah tak lagi diminati.
*Dimana letak terimakasihnya anak kepada ibu yang melahirkan, merawat dan
menjadikannya manusia dewasa dengan segala kelebihan yang dimiliki.
*Dimana letak terimakasihnya orangtua setelah dianugerahkan Allah keturunan.

Sungguh 'Hati' yang telah dikaburkan akan ketamakan dunia tak lagi mampu berbicara tentang norma-norma 'Terima Kasih'.

Lidah berkata dengan sekehendaknya
Sikap berperilaku dengan seenaknya
Hati ber ria' dengan angkuhnya

Potret seperti ini tentu tidak terpampang di layar lebar kehidupan bila saja kita sebagai umat-NYA mampu menerapkan dan mengamalkan ahlak berterima kasih kepada generasi penerus.


Titien

motto

sukses membutuhkan perjalanan maka melangkahlah !